Perbaiki
kalimat-kalimat di bawah menjadi kalimat yang efektif
1.
Rumah
Pak Edi amat sangat sederhana sekali.
2.
Penduduk
gembira setelah mereka memperoleh bantuan.
3.
Sungguh
sangat benar-benar malang nasib anak itu.
4.
Kemarin
banyak para karyawan yang melakukan demonstrasi.
5.
Kedua
kapten dari masing-masing tim saling bertatap-tatapan.
6.
Banyak
juga yang mengira kalau dia itu seorang konglomerat.
7.
Dia
berhasil terhindar daripada kecelakaan itu.
8.
Mereka
mengumpulkan tugas itu di dosennya
9.
Rapat
tadi dihadiri oleh pimpinan dan para staf-stafnya.
10.
Mendingan
bermain bola daripada tidur-tiduran.
11.
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus
mebayar uang kuliah
12.
Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para
dosen
13.
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak
dapat mengikuti acara pertama
14.
Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu
15.
Sekolah kami yang terletak di depan bioskop
Gunting
16.
Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara
luwes
17.
Karena ia tidak diundang , dia tidak datang ke
tempat itu
18.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka
mengetahui bahwa Presiden datang
19.
Dia hanya membawa badannya saja
20.
Saran yang di kemukakannya kami akan
pertimbangkan
21.
Mereka membicarakan dari pada kehendak rakyat
22.
Pekerjaan itu dia tidak cocok
23.
Demi
untuk menghidupi keluarganya, Pak Ramlan bekerja tanpa kenal lelah
24.
Kedua
orang itu saling maaf-memaafkan
25.
Sebelum
bekerja, lebih dahulu berdoalah!
26.
Anak-anak
dilarang naik ke atas
27.
Kepada
Yang Terhormat Bapak Kepala Sekolah waktu dan tempat kami persilakan
28.
Dalam
rapat itu membicarakan biaya SPP
29.
Untuk
pembangunan gedung itu menghabiskan biaya seratus juta rupiah
30.
Harga
BBM tidak menaikkan, tetapi disesuaikan
31.
Masalah
pokok yang minta perhatian adalah penciptaan lapangan kerja, pemberdayaan
SDM, menghentikan
praktik-praktik KKN, dan pemberantasan
korupsi
32.
Pelaku
pemalsuan uang telah diadili dan ditangkap
33.
Para
siswa sedang membicarakan tentang hobi mereka masing-masing
34.
Dalam
rapat kabinet itu membahas juga masalah penanggulangan flu burung, demam
berdarah, dan penyakit chikungunya.
35.
Tahun ini
biaya perawatan di rumah sakit baru disesuaikan.
36.
Dalam
pertemuan itu membahas rencana perpisahan kelas XII
37. Meskipun banyak hambatan, tetapi rombongan berhasil menyelesaikan
ekspedisinya dengan selamat.
Bacalah
penggalan novel yang berjudul Ketika Mas Gagah Pergi karya
Helvy Tiana
Rosa dengan saksama! Jawablah pertanyaan yang mengikutinya!
........................................................................
Mas Gagah Perwira Pratama, masih kuliah di Teknik Sipil UI
semester tujuh. Ia seorang kakak yang sangat baik, cerdas, periang, dan tentu
saja ia ganteng! Mas Gagah juga sudah mampu
membiayai hidupnya sendiri dari hasil mengajar privat anak SMA.
Kalau ada waktu kosong, maka kami akan menghabiskannya bersama-sama.
Jalan-jalan, nonton konser musik atau sekadar bercanda bersama teman-teman. Mas
Gagah yang humoris itu membuat lelucon-lelucon santai hingga aku dan
teman-temanku tertawa terbahak-bahak.
Tak ada yang tak menyukai Mas Gagah. Jangankan keluarga atau
tetangga, nenek-kakek, orang tua dan adik kakak, dan teman-temanku menyukai
sosoknya!
Mas Gagah dalam pandanganku adalah cowok ideal. Ia serba
segalanya. Ia mempunyai segalanya. Ia mempunyai rancangan masa depan, tetapi
tak takut menikmati hidup. Ia modern tapi tak pernah meninggalkan shalat!
Tetapi entah mengapa beberapa bulan belakangan ini ia berubah!
Drastis! Dan aku seolah tak mengenal dirinya lagi. Aku sedih. Aku kehilangan.
Mas Gagah yang aku banggakan ini entah ke mana…
"Mas Gagah! Mas! Mas Gagaaaaaaaaaahhh!" teriakku kesal
sambil mengetuk kamar Mas Gagah keras-keras.
Tak ada jawaban. Padahal Mas Gagah ada di kamarnya. Kulihat
stiker metalik di depan pintu kamar Mas Gagah. Tulisan berbahasa Arab gundul
tak bisa kubaca. Tetapi aku bisa membaca artinya: Jangan masuk sebelum memberi
salam!
"Assalam'ualaikum!" seruku.
"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh. Ada apa Gita?
Kok, teriak-teriak seperti itu?" tanyanya.
"Matiin kasetnya!" kataku sewot.
"Lho, memangnya kenapa?"
"Gita kesel bin sebel dengerin kasetnya Mas Gagah! Memangnya
kita orang Arab…. masangnya kok lagu-lagu Arab gitu!" aku cemberut.
"Ini Nasyid. Bukan sekedar nyanyian Arab tapi dzikir,
Gita!"
"Bodo!"
"Lho, kamar ini kan daerah kekuasaannya Mas. Boleh dong, Mas
melakukan hal-hal yang Mas sukai dan Mas anggap baik di kamar mas
sendiri." Kata Mas Gagah dengan sabar.
"Tapi kuping Gita terganggu Mas! Lagi dengerin kaset Air Supply
yang baru…, eh, tiba-tiba terdengar suara aneh dari kamar Mas!"
"Mas kan pasang kasetnya pelan-pelan…"
"Pokoknya kedengeran!"
"Ya wis. Kalo begitu Mas ganti aja dengan nasyid yang bahasa Indonesia
atau bahasa Inggris. Bagus lho..."
"Ndak. Pokoknya Gita nggak mau denger!" aku ngeloyor sambil
membanting pintu kamar Mas Gagah.
Heran, aku benar-benar heran dan tak habis pikir mengapa selera
musik Mas Gagah jadi begitu. Sebenernya perubahan Mas Gagah ngak cuma itu aja.
Banyak! Terlalu banyak malah! Meski aku cuma adik kecilnya yang baru kelas 2
SMA, aku cukup jeli untuk mengamati perubahan-perubahan itu. Walau bingung untuk
mencernanya.
Sekarang Mas Gagah tambah alim. Shalat tepat waktu, berjamaah di
masjid, ngomongnya soal agama terus. Kalau aku iseng ngintip dari lubang kunci,
ia pasti lagi ngaji, atau baca buku Islam. Dan kalau aku mampir ke kamarnya, ia
dengan senang hati menguraikan isi buku yang dibacanya, atau malah menceramahiku.
Ujung-ujungnya Mas Gagah nyuruh Gita untuk pake rok, biar feminim katanya.
Padahal dulu Mas Gagah oke-oke saja melihat penampilanku yang
tomboy. Hal yang nyebelin penampilan Mas Gagah jadi aneh. Sering juga mama
menegurnya. Mama coba bertanya sama Masku.
"Penampilanmu kok, sekarang lain, Gah?"
"Lain gimana, Mah?"
Gak semodis dulu. Padahal biasanya kamu paling sibuk sama
penampilanmu yang kayak cover boy itu…"
Mas Gagah cuma senyum." Suka begini Mah. Bersih, rapih, meski
sederhana tetapi kelihatan lebih santun." Sekarang Mas Gagah lebih
pendiam? Itu sangat kurasakan.
Sekarang Mas Gagah nggak kocak seperti dulu. Kayaknya dia juga
males banget ngobrol lama atau bercanda sama perempuan.
Aku masih ingat jelas. Beberapa waktu lalu Mas Gagah mengajakku
ke rumah temannya. Ada pengajian. Pasalnya aku ke sana dengan memakai kemeja,
lengan pendek, jeans belel dan ransel kumalku. Belum lagi rambut trondol yang
gak bisa disembunyiin. Sebenarnya Mas Gagah menyuruhku memakai baju panjang dan
kerudung. Aku nolak sambil ngancem gak mau ikut....
Sumber:
Ketika Mas Gagah Pergi. karangan Helvy Tiana Rosa, halaman 13-7
a. Berdasarkan penggalan novel tersebut, apakah temanya?
b. Bagaimanakah alur dan konflik yang tergambar dalam penggalan
novel tersebut?
c. Di manakah dan bagaimanakah latar tempat, latar waktu, dan latar
suasana yang tergambar dalam novel tersebut?
d. Siapakah tokoh utama dan tokoh-tokoh pendukung dalam novel tersebut?
Bagaimanakah karakter tokoh-tokoh tersebut?
e. Dukunglah jawabanmu dengan pernyataan yang menggambarkan karakter
tokoh tersebut!
f. Bagaimanakah pesan yang disampaikan dalam novel tersebut?
No comments:
Post a Comment